Buku yang AKHIRNYA selesai dibaca
malam ini adalah “KOMA”, buku keempat Rachmania Arunita. Buat yang masih agak
asing sama namanya, nih aku sebutin karyanya yang hits banget waktu itu: “Eiffel
I’m in Love”. Sekarang udah ngeh kan? Karyanya yang aku sendiri paling suka adalah kumcer “French
Secret”, setelah nonton film pendek yang diadaptasi dari salah satu cerita di
buku itu.
Novel ini terbilang lama, cetakan
pertama tahun 2013. Aku sendiri baru beli bulan Maret kemarin, dan
menyelesaikannya di pertengahan April ini. Baca novel ini lumayan butuh
konsentrasi gitu sih, soalnya tiap kalimatnya kaya, sayang aja kalo baca tapi
nggak diresapi (tsaah). Dan, ya… butuh waktu satu setengah bulan buat
ngrampungin si kover putih ini, tentu juga karena gue lagi hectic ngerjain skripsi de el el (curhat map).
Well, buat kalian yang udah
nebak-nebak isi ceritanya, ini aku tuliskan synopsis
yang ada di sampul belakang ya:
entah
kapan aku akan terbiasa dengan kondisi diriku ini. Aku tidak tahu mana yang
lebih parah, hidupku sebenarnya ataukah yang sekarang. Semua terasa absurd
semenjak aku tidak bisa menjangkau dunia.
Perjalanan
panjang yang kulalui bersama jiwa Leo membuatku menemukan kedewasaan hidup.
Dan, kerinduan mendalam yang kurasakan kepada Raka membuatku ingin segera
bangun dari tidur panjangku. Hingga perlahan, tanpa kusadari aku mencintai
keduanya.
KOMA berkisah tentang tokoh aku atau
Jani yang mengalami kecelakaan hebat lalu tertidur dalam koma. Dua hari sejak
peristiwa itu, ia bangun dan tersadar bahwa yang bangun hanyalah jiwanya,
sementara raganya tidak. Di kehidupan jiwa ini ia selalu ditemani oleh jiwa
lain bernama Leo, yang tak hanya menemani tetapi juga mengajarinya banyak hal.
Sebagai “jiwa baru”, ia harus beradaptasi dengan kehidupan ini. Hidup diantara “kehidupan”
dan “kematian”. Dalam perjalanannya ia bertemu dengan jiwa yang lain dengan
kisah yang berbeda-beda, yang akhirnya sedikit demi sedikit membantunya
menemukan kebenaran, cinta, dan harapan.
Sepanjang cerita kita akan diajak
menjadi Jani, “pendatang baru” dalam dunia jiwa. Pertanyaan-pertanyaan Jani,
aku rasa, akan juga ditanyakan oleh kita jika dunia itu benar-benar ada. Tokoh
Leo ada untuk menjawab, menjelaskan segala pertanyaan Jani itu. Di awal cerita
menurutku si Leo ini semacam malaikat maut, tapi sampai pertengahan cerita aku dengan
sembrononya berkesimpulan kalo dia lebih mirip tour guide. Ini karena Leo-lah yang mengajari segalanya, mengajak
Jani kemana-mana (meskipun cuma di sekitaran rumah sakit), ya pokoknya dia tour guide banget lah.
Secara ide cerita, novel
ini sangat jernih dan kaya. Ia kaya, terutama dengan kemunculan Leo yang setiap
perkataannya penuh makna, membuat kita merasa sungguh sia-sia kalau tidak
benar-benar memahaminya. Kesan menggurui di sepanjang buku seperti sengaja ditutupi
dengan kehadiran Leo dan semua ucapannya.
Selain Leo, tokoh lain yang ikut ambil
porsi di cerita ini adalah Alex. Alex adalah seorang pasien yang baru sadar
dari koma. Ia pernah jadi “jiwa yang bergentayangan” seperti Jani dan Leo, tapi
akhirnya kembali menyatu dengan tubuhnya saat kembali sadar. Alex ini sedang
sekarat, membuatnya jadi bisa merasakan sekaligus melihat jiwa-jiwa yang selalu
mondar-mandir di sekitarnya. Agak lucu karena dia jadi korban kejahilan Jani
yang sok menakut-nakutinya.
Daya tarik di sepanjang cerita ini ada
di tokoh Leo, karena seperti yang gue bilang tadi, perkataannya kaya dan
membuat kita jadi berpikir, belajar. Meskipun begitu, tokoh favoritku di buku
ini adalah Alex. Selain mereka bertiga, ada beberapa tokoh lain yang juga unik
dan punya intriknya masing-masing. Rame deh pokoknya.
Membaca buku yang “tak selesai-selesai”,
membuatku jadi expect so much sam ending cerita ini. Dan soal endingnya, ya…
gitu deh. Pretty unexpected, tapi cukup bikin kesel. Setelah nutup buku, I was like "udah? beneran nih udah?"
Overall, ini buku bagus dan patut
dibeli (dan dibaca).
About the book:
About the book:
Judul : Koma
Penulis : Rachmania Arunita
Penerbit : Bentang Pustaka
Halaman : vi + 298 halaman
Cetakan ke : 2, Januari 2014
Happy reading! Baca buku itu bagus,
lebih bagus kalo beli sendiri :p
#NoPiracy #OpenYourBook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar