Kamis, 14 April 2016

Slow But Sure, Review of "KOMA" by Rachmania Arunita

Buku yang AKHIRNYA selesai dibaca malam ini adalah “KOMA”, buku keempat Rachmania Arunita. Buat yang masih agak asing sama namanya, nih aku sebutin karyanya yang hits banget waktu itu: “Eiffel I’m in Love”. Sekarang udah ngeh kan? Karyanya yang aku sendiri paling suka adalah kumcer “French Secret”, setelah nonton film pendek yang diadaptasi dari salah satu cerita di buku itu.

Novel ini terbilang lama, cetakan pertama tahun 2013. Aku sendiri baru beli bulan Maret kemarin, dan menyelesaikannya di pertengahan April ini. Baca novel ini lumayan butuh konsentrasi gitu sih, soalnya tiap kalimatnya kaya, sayang aja kalo baca tapi nggak diresapi (tsaah). Dan, ya… butuh waktu satu setengah bulan buat ngrampungin si kover putih ini, tentu juga karena gue lagi hectic ngerjain skripsi de el el (curhat map).

Well, buat kalian yang udah nebak-nebak isi ceritanya, ini aku tuliskan synopsis yang ada di sampul belakang ya:
Siapa aku ini? Pertanyaan ini terus berdentam-dentam dalam benakku. Nyatanya, aku hanya seorang jiwa yang terombang-ambing di antara kehidupan dan kematian.
entah kapan aku akan terbiasa dengan kondisi diriku ini. Aku tidak tahu mana yang lebih parah, hidupku sebenarnya ataukah yang sekarang. Semua terasa absurd semenjak aku tidak bisa menjangkau dunia.

Perjalanan panjang yang kulalui bersama jiwa Leo membuatku menemukan kedewasaan hidup. Dan, kerinduan mendalam yang kurasakan kepada Raka membuatku ingin segera bangun dari tidur panjangku. Hingga perlahan, tanpa kusadari aku mencintai keduanya.

KOMA berkisah tentang tokoh aku atau Jani yang mengalami kecelakaan hebat lalu tertidur dalam koma. Dua hari sejak peristiwa itu, ia bangun dan tersadar bahwa yang bangun hanyalah jiwanya, sementara raganya tidak. Di kehidupan jiwa ini ia selalu ditemani oleh jiwa lain bernama Leo, yang tak hanya menemani tetapi juga mengajarinya banyak hal. Sebagai “jiwa baru”, ia harus beradaptasi dengan kehidupan ini. Hidup diantara “kehidupan” dan “kematian”. Dalam perjalanannya ia bertemu dengan jiwa yang lain dengan kisah yang berbeda-beda, yang akhirnya sedikit demi sedikit membantunya menemukan kebenaran, cinta, dan harapan.

Sepanjang cerita kita akan diajak menjadi Jani, “pendatang baru” dalam dunia jiwa. Pertanyaan-pertanyaan Jani, aku rasa, akan juga ditanyakan oleh kita jika dunia itu benar-benar ada. Tokoh Leo ada untuk menjawab, menjelaskan segala pertanyaan Jani itu. Di awal cerita menurutku si Leo ini semacam malaikat maut, tapi sampai pertengahan cerita aku dengan sembrononya berkesimpulan kalo dia lebih mirip tour guide. Ini karena Leo-lah yang mengajari segalanya, mengajak Jani kemana-mana (meskipun cuma di sekitaran rumah sakit), ya pokoknya dia tour guide banget lah.

Secara ide cerita, novel ini sangat jernih dan kaya. Ia kaya, terutama dengan kemunculan Leo yang setiap perkataannya penuh makna, membuat kita merasa sungguh sia-sia kalau tidak benar-benar memahaminya. Kesan menggurui di sepanjang buku seperti sengaja ditutupi dengan kehadiran Leo dan semua ucapannya.

Selain Leo, tokoh lain yang ikut ambil porsi di cerita ini adalah Alex. Alex adalah seorang pasien yang baru sadar dari koma. Ia pernah jadi “jiwa yang bergentayangan” seperti Jani dan Leo, tapi akhirnya kembali menyatu dengan tubuhnya saat kembali sadar. Alex ini sedang sekarat, membuatnya jadi bisa merasakan sekaligus melihat jiwa-jiwa yang selalu mondar-mandir di sekitarnya. Agak lucu karena dia jadi korban kejahilan Jani yang sok menakut-nakutinya.

Daya tarik di sepanjang cerita ini ada di tokoh Leo, karena seperti yang gue bilang tadi, perkataannya kaya dan membuat kita jadi berpikir, belajar. Meskipun begitu, tokoh favoritku di buku ini adalah Alex. Selain mereka bertiga, ada beberapa tokoh lain yang juga unik dan punya intriknya masing-masing. Rame deh pokoknya.

Membaca buku yang “tak selesai-selesai”, membuatku jadi expect so much sam ending cerita ini. Dan soal endingnya, ya… gitu deh. Pretty unexpected, tapi cukup bikin kesel. Setelah nutup buku, I was like "udah? beneran nih udah?"

Overall, ini buku bagus dan patut dibeli (dan dibaca).

About the book:
Judul          : Koma
Penulis       : Rachmania Arunita
Penerbit     : Bentang Pustaka
Halaman    : vi + 298 halaman
Cetakan ke : 2, Januari 2014

Happy reading! Baca buku itu bagus, lebih bagus kalo beli sendiri :p
#NoPiracy #OpenYourBook


Tidak ada komentar:

Posting Komentar