Langitku biru. Langitku cerah. Manusia mengaguminya.
Langit biru yang cerah, ah, manusia mana yang tak
menyukainya. Tukang es keliling, tukang bakso, pedagang kaki lima, anak
sekolahan, pengantar surat, loper koran, penyapu jalan, tukang parkir… semua
menyayangiku. Pengusaha kerupuk, petani garam, dan ibu-ibu yang punya anak bayi
juga tak luput menjadi pengagumku. Hidup nyaman sekali dari atas sini. Terlebih
jika matahari tak terlalu niat menyalakan
sinarnya ke muka bumi. Hari sempurna ialah saat matahari bersantai di langitku,
burung-burung terbang di antara awanku, pohon dan bunga tumbuh subur di
bawahku, orang-orang tertawa dan dapat uang banyak.
Di sebelah langitku, ada langitmu.