Senin, 14 November 2016

Warna Langit

Langitku biru. Langitku cerah. Manusia mengaguminya.
Langit biru yang cerah, ah, manusia mana yang tak menyukainya. Tukang es keliling, tukang bakso, pedagang kaki lima, anak sekolahan, pengantar surat, loper koran, penyapu jalan, tukang parkir… semua menyayangiku. Pengusaha kerupuk, petani garam, dan ibu-ibu yang punya anak bayi juga tak luput menjadi pengagumku. Hidup nyaman sekali dari atas sini. Terlebih jika matahari tak terlalu niat menyalakan sinarnya ke muka bumi. Hari sempurna ialah saat matahari bersantai di langitku, burung-burung terbang di antara awanku, pohon dan bunga tumbuh subur di bawahku, orang-orang tertawa dan dapat uang banyak.
Di sebelah langitku, ada langitmu.