Jumat, 12 Oktober 2018

#MyShelf Eleanor & Park karya Rainbow Rowell: Dua Kutub Yang Jatuh Cinta Satu Sama Lain

Novel Eleanor & Park karya Rainbow Rowell

Park couldn’t think of a way to get rid of her on the bus. Or a way to get rid of himself. So he put his headphones on before the girl sat down and turned the volume all the way up.
Thank God she didn’t try to talk to him.

Pernah dengar bahwa memakai headphone di kendaraan umum sama saja dengan memasang papan peringatan “dilarang mengajak ngobrol”? Bagaimana jika kita justru bertemu dengan orang yang mendengarkan hal yang sama dengan kita, menyukai apa yang kita sukai, antusias pada apa yang kita gemari? Akankah papan peringatan itu tetap tertempel seperti yang sudah-sudah?

Saya lupa dari mana persisnya saya tahu buku ini. Yang jelas, lewat buku inilah saya berkenalan dengan sang penulis, Rainbow Rowell, yang sebelumnya tak pernah saya dengar namanya. Selain Eleanor & Park yang kali pertama rilis pada 2012, ia juga menulis beberapa novel lain, salah satunya yang masuk daftar TBR saya, Fangirl.

Ada beberapa hal yang bikin saya jatuh cinta dengan buku ini. Okay, saya breakdown satu per satu ya.

Kamis, 17 Agustus 2017

Catatan Kontributor Hipwee yang Lama Tak Berkontribusi (Bagian 1)

Siang ini, Facebook mengingatkan saya bahwa setahun yang lalu artikel saya kali pertama dimuat di Hipwee Community. Ketika itu waktu tunggu moderasi hingga terbit tidak begitu lama, hanya sekitar tiga hari (kalau tidak salah). Dan artikel pertama saya itu berjudul 7 Nasehat Cinta dari Dee Lestari,Cocok Buatmu yang Masih Dilema.

Membuat artikel berbentuk listicle yang sekarang arak di media online itu bagi saya gampang-gampang susah. Gampang nulisnya, susah nunggunya. Hehe. Artikel terakhir saya di Hipwee terbit setelah dua minggu menunggu. Katanya sih Hipwee lagi pindahan. Semoga sekarang masa tunggunya tidak begitu lama ya.

Ada beberapa hal yang mau saya share di sini, soal pengalaman saya menulis di Hipwee. Perlu diketahui, Hipwee adalah salah satu portal online bagi anak muda yang berisi tips, kuis, hingga narasi dan seringkali kadang curhat. Hehe.

Pembaca Hipwee sebagian besar pelajar dan mahasiswa. Saya sendiri tahu Hipwee sejak awal kuliah. Hipwee pun mendadak jadi bacaan ringan yang tak boleh terlewat. Artikel-artikel di Hipwee “anak muda banget”, dibawakan dengan gaya tulisan yang ringan dan bikin kecanduan. Kayaknya nggak pernah saya nengokin Hipwee cuma buat baca 1 artikel. Seringkali 3 artikel atau lebih habis saya baca setiap kali ngeklik Hipwee.

Yang waktu itu menarik bagi saya adalah banyaknya jumlah kontributor Hipwee dan angkanya terus meningkat. Dalam waktu singkat, Hipwee jadi ramai dan bukan lagi lapak milik sekumpulan orang. Hipwee sudah jadi milik anak muda, baik yang suka nulis ataupun cuma mampir baca.

To be honest, saya sudah lebih dulu kepincut sama Nyunyu. Saya masih ingat, dulu Nyunyu akan mengupload artikel baru tiap pukul 8 malam. Nyunyu ini asyik banget buat dibaca. Ringan, lucu, pokoknya bikin ketawa-ketawa sendirilah kalau baca Nyunyu. Apalagi nama-nama beken di belakangnya: Raditya Dika, Bena Kribo, Arief Muhammad, Nilam Suri, dll. Pas banget waktu itu lagi avid mainan twitter dan bisa dibilang mereka itu artis-artisnya Twitter.

Kenapa saya pindah hati dari Nyunyu ke Hipwee?

Jawabannya adalah karena Hipwee membuka pintu selebar-lebarnya bagi para kontributor yang bisa siapa saja. Lho, memangnya Nyunyu nggak? Nggak seramai itu. Jujur, saya nggak tahu orang-orang dalam-nya Hipwee itu siapa aja, karena saya nyaris nggak bisa bedain mana redaksi mana kontributor. Di Nyunyu, dinding itu jelas terlihat. Tiap kali klik, yang muncul lagi-lagi artikelnya si @poconggg atau Bena. Kadang punya Nilam Suri. Sekitar beberapa bulan hingga setahun setelah itu barulah nama lain ikut naik, contohnya Adhie Fahmi. Yang lumayan ramai adalah kolom komentarnya, sebab beberapa member sering komen dan nggak jarang ditanggapi juga sama penulis artikel. Kolom komentar ini nih yang juga nggak kalah gokil. Apalagi kalau udah bahas K-wave atau Raisa. Atau jomblo.

Terus di Hipwee nulis apa aja, Rin?

Artikel di Hipwee dibagi menjadi beberapa model. Ada narasi, listicle, quiz, dan opini. Saya sendiri sudah menulis 5 artikel yang terdiri atas 1 narasi dan 4 listicle. Saya suka nulis listicle karena saya pengin share beberapa hal dalam satu topik yang akan lebih enak dibaca dalam format listicle. Kali pertama login dan nulis, saya masih bingung harus pakai format tulisan yang manaAkhirnya saya nulis dalam format narasi. Beberapa hari kemudian, ada e-mail dari pihak Hipwee yang mengabarkan kalau artikel saya lebih baik ditulis dalam format listicle. Oke, ganti format.

Menulis di Hipwee cukup mudah dan cepat sebab kita sudah dihadapkan dengan form yang tinggal kita isi sesuai instruksi. Buat saya, mengisi kolom-kolom inilah yang PR banget, sebab kita harus sudah menyiapkan artikel beserta gambar dan sumber gambar-gambar yang akan kita gunakan.

Yang menarik adalah judul artikel. Tahu ‘kan model-model judul artikel online seperti apa. Tak jarang, judul yang kita ajukan akan direvisi; ditambah atau dikurangi. Contoh judul artikel saya yang ditambah adalah artikel 7 Nasehat Cinta dari Dee Lestari, Cocok Buatmuyang Masih Dilema. Itu bukan judul yang saya ajukan sebenarnya. Judul aslinya adalah 7 Nasehat Cinta dari Dee Lestari. Tanpa koma atau tambahan beberapa kata di belakangnya.

Lain lagi dengan artikel berjudul 5 Pidato Pemimpin Dunia yang Inspiratif, Mengharukan, Hingga Mengubah Dunia! Judul aslinya adalah 5 Pidato Pemimpin Dunia yang Harus Kamu Dengarkan—Inspiratif, Mengharukan, Hingga Mengubah Dunia! Kali ini, judul dipotong serta beberapa kata dihilangkan.

Artikel pertama saya terbilang cepat menarik banyak pembaca. Hari pertama sudah mendapat 123 share, dan di minggu pertama ada 1738 share. Ya, lumayanlah. Artikel percintaan seperti ini memang salah satu yang paling sering dicari oleh pembaca Hipwee. Ya, namanya juga anak muda...
Setelah artikel pertama dimuat, saya mencoba bereksplorasi ke topik-topik lainnya. Artikel kedua saya mengangkat tema Harry Potter (soalnya saya Potterhead, hehe) dan saya mengangkat heroine dalam film-film Harry Potter. Sebelumnya saya sempat search apakah di Hipwee sudah ada artikel dengan topik serupa atau belum. Ternyata artikel bertemakan Harry Potter belum begitu banyak. Akhirnya saya upload artikel kedua saya itu. Eh, bukan ding. Artikel pertama.
Ya, artikel berjudul Hai Kamu Cewek-Cewek, Belajar Jadi Cewek Tangguh Lewat Karakter Wanita di FilmHarryPotter Yuk! adalah artikel pertama yang saya tulis di Hipwee, namun tak jadi dimuat karena format yang keliru (yang sudah saya ceritakan di atas). Saya simpan dulu, baru saya keluarkan ketika artikel lainnya benar-benar dimuat dan mendapat respon yang cukup baik.

Oh ya, selain judul, yang seringkali (lagi-lagi menurut pengalaman saya) mendapat revisi dari pihak Hipwee adalah gambar utama. Dari lima artikel saya saja, tiga atau empat diantaranya mengalami pergantian gambar utama. Saya tidak tahu pasti kriteria gambar utama yang baik menurut Hipwee itu seperti apa, tapi saya menilai relevansi antara artikel dan gambar menjadi salah satu pertimbangan. Oh ya, jika gambar utama diganti, artinya digantikan oleh gambar lain dari pihak Hipwee. Tak ada anjuran dari Hipwee untuk mengganti (tidak seperti kekeliruan dalam format seperti pengalaman saya), dan tak ada pemberitahuan sebelumnya.

Beberapa bulan yang lalu, Hipwee pindah kantor. Entah dari mana ke mana. Yang jelas, waktu itu banyak kontributor yang bertanya kenapa artikelnya belum dimuat. Ada yang sudah 1 minggu, 2 minggu, bahkan 1 bulan menunggu. Saya termasuk kontributor yang bertanya langsung pada salah satu admin Hipwee. Syukur, beberapa hari berikutnya artikel sudah dimuat.

Oh ya, Hipwee sekarang punya editor baru (well, sekarang nggak baru-baru amat, sih). Kalau awal-awal saya nulis di Hipwee artikel akan diedit tampilan dan mechanics-nya saja, kini konten artikel juga diedit. Artikel saya yang telah melewati proses editing ini adalah Untuk Adik Kecilku, Pinjami Sebelah Sayapmu Agar Kita Bisa Terbang Bersama.

Tak hanya menulis artikel yang berhubungan dengan hubungan atau percintaan remaja, saya juga menulis artikel dengan tema yang sedikit lebih berat, yaitu sejarah berjudul 5 Pidato Pemimpin Dunia yang Inspiratif, Mengharukan, Hingga Mengubah Dunia!

Ekplorasi saya melebar ke topik yang lebih pribadi, yakni curhat. Karena berupa curahan hati, saya menuliskannya dalam sebuah narasi. Tak terlalu panjang, cukup untuk melegakan beban pikiran saja.

Dari kelima artikel yang saya tulis di Hipwee, sedikit-banyak saya tahu selera umum pembaca Hipwee. Bagian kedua akan mengupas lebih jauh artikel seperti apa yang paling banyak disukai pembaca. Stay tuned!

Jumat, 30 Desember 2016

Dibuai Déjà vu (Review Novel After You oleh Jojo Moyes)

Kisah Lou Clark di Me Before You sebetulnya bisa dikatakan selesai. Ia bukanlah sebuah cerita yang memang diseting sebagai pembuka sebuah seri. Tetapi kesuksesannya menjadi best-selling novel hingga major picture akhirnya menggugah Jojo Moyes untuk melanjutkan kisah tokoh Lou ke dalam novel sekuel berjudul After You.