BIAR aku ceritakan saat kali pertama aku
melihatmu. Dua tahun yang lalu. Waktu itu, aku melihat selembar kertas kosong
yang bersih. Rasanya seperti melihat langit yang cerah tanpa sedikit pun awan menggantung
di atas sana. Itulah kamu, yang kulihat waktu itu. Duduk diam dengan secangkir
kopi yang mendingin. Masih penuh, bahkan tak tersentuh olehmu. Aku tak tahu
kenapa aroma kopi hangat begitu memabukkan dan memuaskan hingga meminumnya
hingga habis adalah tabu bagimu. Dan aku tak tahu, kenapa kau mematung diri di
tengah keramaian pesta malam itu.