Minggu, 16 November 2014

Rindu Rinai



Dan, ya, aku masih di sini
Meski yang selalu kau katakan—berulang-ulang—hanya
satu kata itu
:“hei”.

Laba-laba Belang (4)



Bukankah hidup itu seperti embun—tak
lelah datang meski hari (selalu) membuatnya tiada?

Laba-laba Belang (3)



Bukankah hidup itu seperti awan—harus
Mengalah menjadi hujan hanya agar ada yang tetap hidup?

Laba-laba Belang (2)



Bukankah hidup itu seperti nyamuk—harus
Siap pada kematian kapan saja, di tangan siapa saja?

Laba-laba Belang (1)



Bukankah hidup itu seperti secangkir kopi—tak
nikmat kecuali hadir pahit di dalamnya?