Well, first of all saya mau minta maaf pada (terutama) diri
sendiri yang belum mengetik apapun tahun ini. Postingan saya pada bulan
Februari lalu pun sebetulnya tulisan entah zaman kapan, yang “nyempil” diantara
sekian draft di laptop (kebanyakan belum jadi). Tak menulis sampai akhir April,
membuat saya tiba-tiba speechless. Kehilangan kata-kata. Tumpul, tak bisa “bicara”.
Dan puncaknya adalah saat mendapat tugas menulis di mata kuliah Bahasa
Indonesia.
Dan....
inilah yang bernama “writer’s block”. Sumpah, saya nggak habis pikir kenapa saya
benar-benar stuck dan cuma bisa merenungi nasib di depan laptop. Berkali-kali
mikir, berkali-kali coba ngetik, berkali-kali gave up. Dan akhirnya.... jurus terakhir pun dipakai: menyusuri
file demi file draft di dalam laptop.
Yang saya temukan adalah.... kebingungan (lagi). Pertama,
saya harus bikin cerita inspiratif berdasarkan pengalaman pribadi. Kedua,
cerita inspiratif yang ada bukannya bertipe naratif, tapi berupa “curhat yang
entah”. Ya sudahlah.....
Saya masih kebayang-bayang ucapan dosen yang intinya adalah:
cerita boleh dikasih “bumbu”. Otak saya agak
jalan waktu itu. Agak lho ya...
Saya ingat kalau saya masih punya satu draft lagi berupa
cerita yang dibangun berdasarkan pengalaman pribadi. Masalahnya...., satu: itu
bukan cerpen, melainkan bagian dari sebuah novel-to-be,
dua: persentase bumbu fiksinya lebih banyak dibanding real story, dan tiga: nggak inspiratif sama sekali.
#galau #kudunangis #purapuramati #yasudahlah #shutdown
#matiinlappy
Hwaaaaa.....
(to be continued)
NB: kalau masih ada ide :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar