Kamis, 14 April 2011

Lupa

Mungkin aku telah lupa, lupa pada mereka semua….
Aku tak tau kenapa hal ini bisa terjadi padaku. Bayangan mereka selalu nampak, dulu bercahaya. Namun kini, bayangan itu semakin mengendap, keruh dan beku. Pandanganku selalu diliputi oleh kabut ketika hendak mengingat hal itu kembali. Ya, dunia mungkin telah berubah untukku. Aku bukan lagi seorang anak yang berdiri sendirian di tengah keramaian. Aku bukan lagi menjadi seorang yang selalu kesepian, juga bukan lagi menjadi seorang yang selalu berlari ke sudut ruangan lalu menangis sendirian sementara yang lain bahagia. Kini, kebahagiaanku mulai merekah dan berkembang. Aku selalu bersama orang-orang yang selalu ada di sampingku. Kehidupan mulai berbalik secara perlahan. Akan tetapi, ketakutanku yang lainnya terjadi.
Dulu aku selalu memikirkan mereka, membayangkan apa yang sedang mereka lakukan sementara aku sedang sekolah. Dulu aku selalu merasa dunia itu sungguh jahat, sungguh tak adil. Dulu aku ingin keluar lalu berlari dan menemukan mereka. Aku ingin ada di samping mereka, ingin ikut merasakan apa yang mereka rasakan. Dan dulu, aku merasa begitu berdosa ketika mendapati apa yang saat itu kujalani tak sebanding dengan apa yang sedang mereka jalani. Aku selalu kuatir pada apa yang mereka lakukan, selepas menanggalkan atribut sekolah dan menjadi orang yang putus. Putus sekolah. Hari-hari selalu kulalui dengan bayangan wajah mereka yang begitu jelas di ingatanku. Satu tahun berlalu, semuanya semakin berubah.
Kemana bayangan yang selalu kuingat itu? Kemana larinya ingatan masa lalu itu, saat bersama mereka? Kenapa aku hampir kehilangan “mereka”?
Apakah ini yang disebut lupa? Ya Allah, sungguh aku tak mau hal ini terjadi. Sungguh aku tak mau menjadi seseorang yang hanya ingat saat menderita lalu kembali lupa saat aku mulai bahagia. Lalu apa, apa namanya perasaan ini? Apa namanya jika aku mulai kehilangan airmataku yang dulu selalu menjadi sumber kekuatanku? Masih mampukah aku berdiri tanpa kekuatan itu?
Ya Allah, jika dapat aku kembali, mungkin aku ‘kan memilih satu tahun yang lalu. Di saat aku masih bisa mendengar kabar dan mengetahui keadaan mereka, di saat bayangan itu masih nampak jelas, dan di saat aku begitu dekat pada-Mu, meskipun aku harus sendiri. Kini, masihkah aku menjadi hamba yang setia pada-Mu? Mengapa aku juga kehilangan kekuatan untuk selalu ingin tetap tinggal di dekat-Mu?
Ya Allah, pilihkanlah yang terbaik bagiku. Kumohon, kiranya Engkau juga berkenan memilihkan yang terbaik bagi teman-temanku, mereka. Lindungilah kami dalam dekapan agama-Mu, tetapkanlah hati kami pada apa yang Engkau ridhoi, serta jauhkanlah kami dari sifat tercela dan munkar. Sebab kami begitu takut, Ya Allah, kami begitu takut jika suatu saat nanti kami lupa pada-Mu, kami lupa pada orang lain, termasuk pada orang tua dan teman-teman kami; serta lupa pada diri kami sendiri. Jangan biarkan kami tersesat di jalan kehidupan fana ini, Ya Rabb. Jangan biarkan kami jauh dari-Mu. Ampunilah kami atas dosa dalam hati kami, dalam lisan kami, dalam mata kami, telinga kami, tangan kami, serta kaki kami. Hanya Engkau-lah yang tau apa yang ada di dalam hati kami. Amien,,,,

Pemalang, 6 April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar