Jumat, 30 Desember 2016

Dibuai Déjà vu (Review Novel After You oleh Jojo Moyes)

Kisah Lou Clark di Me Before You sebetulnya bisa dikatakan selesai. Ia bukanlah sebuah cerita yang memang diseting sebagai pembuka sebuah seri. Tetapi kesuksesannya menjadi best-selling novel hingga major picture akhirnya menggugah Jojo Moyes untuk melanjutkan kisah tokoh Lou ke dalam novel sekuel berjudul After You.

Saya sempat membaca salah satu komentar pembaca terhadap buku ini yang menyatakan bahwa judul sekuel ini, entah kenapa, terasa spoiler, yang bahkan orang yang belum membaca Me Before You pun sudah mengira seperti apa akhir cerita di buku pertama.
Benang merah kedua kisah ini masih sama; selain sama-sama menceritakan kehidupan perempuan muda bernama Lou Clark yang jadi tulang punggung keluarga lalu akhirnya bekerja untuk keluarga Traynor yang kaya raya, juga membawakan pesan-pesan kehidupan. Tentang arti kehidupan serta bagaimana kita seharusnya menjalaninya.
Beberapa adegan di buku kedua mirip dengan yang terjadi di buku pertama. Anda akan merasakan adanya kemiripan tersebut di awal cerita. Bahkan, kemiripan itu muncul lagi hingga bagian akhir. Semoga hal ini tidak membuat Anda urung untuk melanjutkan membaca.
Kehidupan Lou berubah banyak semenjak tak lagi bekerja di rumah keluarga Traynor. Mengingat beberapa detail yang dijelaskan pada buku pertama, Anda pasti tak kesusahan untuk menebak kelanjutan cerita. Seperti bagaimana keadaan dan kondisi terkini orang tua Will Traynor. Atau hiruk-pikuk keluarga Clark yang sama sekali bukan hal baru.
Ditilik dari alur, novel ini juga bukanlah hal baru, bahkan jika dibandingkan dengan novel pendahulunya. Bahkan setelah berpindah pekerjaan, Lou harus berurusan dengan kehidupan lamanya. Hari-hari bersama keluarga Traynor. Meski sudah berusaha untuk membuka lembaran baru, ia masih tak bisa melepaskan cerita lamanya.
Dan demikianlah inti cerita di buku ini. Bagaimana caranya menikmati hidup di masa kini, memikirkan masa depan, serta juga tetap menggenggam yang sudah berlalu. Pertemuan Lou dengan tokoh-tokoh baru dan lama pada akhirnya mengantarkannya kembali pada pesan dari Will. Untuk hidup dan menikmatinya, menggunakannya dengan sebaik-baiknya serta tidak takut terhadap apapun yang ada di depan mata.
Setiap potongan cerita digambarkan dengan detil di buku ini, meski terkadang perlu melewati satu-dua paragraf yang terlalu cerewet. Saya bahkan melewati sebagian isi dari salah satu bab yang terkesan “biar panjang”, khas sinetron lokal.
Mood yang coba disajikan dalam novel ini, seperti halnya tokoh dan alur, cenderung sama. Bagi yang suka Me Before You, Anda akan cenderung menyukai sekuelnya juga. Bagi yang tak suka, membaca After You mungkin bukanlah ide yang bagus.
Meski tak terlalu suka dengan konflik yang mewarnai cerita ini, saya suka dengan gaya Jojo Moyes menyusun dialog antartokoh sehingga emosi yang diharapkan pun tepat sasaran. Kalimat-kalimatnya tidak bertele-tela atau sok dramatis. Saya benar-benar dibuai déjà vu mengingat kemiripannya dengan novel sebelumnya yang sangat saya sukai. Dan, sebagaimana saya jatuh hati pada Me Before You, novel penerusnya masuk daftar romance favorit saya.
Dan toh, kenyataannya After You bukanlah rencana awal yang dimiliki penulis saat menggarap Me Before You. Maka seperti halnya sinetron yang dibuat hingga sekian sekuel karena rating yang bagus, maka Me Before You yang laris manis di pasaran buku dan bioskop layak dibuatkan sekuel. Demi memanfaatkan momentum dan hari baik.

The Book in Numbers: 
Tema dan Konflik Utama +2
Pesan Moral +4
Tokoh dan penokohan +3
Gaya penceritaan +3

Recommended YES

Tidak ada komentar:

Posting Komentar