Kisah Lou Clark
di Me Before You sebetulnya bisa
dikatakan selesai. Ia bukanlah sebuah cerita yang memang diseting sebagai
pembuka sebuah seri. Tetapi kesuksesannya menjadi best-selling novel hingga major
picture akhirnya menggugah Jojo Moyes untuk melanjutkan kisah tokoh Lou ke
dalam novel sekuel berjudul After You.
Saya sempat
membaca salah satu komentar pembaca terhadap buku ini yang menyatakan bahwa
judul sekuel ini, entah kenapa, terasa spoiler,
yang bahkan orang yang belum membaca Me
Before You pun sudah mengira seperti apa akhir cerita di buku pertama.
Benang merah
kedua kisah ini masih sama; selain sama-sama menceritakan kehidupan perempuan
muda bernama Lou Clark yang jadi tulang punggung keluarga lalu akhirnya bekerja
untuk keluarga Traynor yang kaya raya, juga membawakan pesan-pesan kehidupan.
Tentang arti kehidupan serta bagaimana kita seharusnya menjalaninya.
Beberapa adegan
di buku kedua mirip dengan yang terjadi di buku pertama. Anda akan merasakan
adanya kemiripan tersebut di awal cerita. Bahkan, kemiripan itu muncul lagi
hingga bagian akhir. Semoga hal ini tidak membuat Anda urung untuk melanjutkan
membaca.
Kehidupan Lou
berubah banyak semenjak tak lagi bekerja di rumah keluarga Traynor. Mengingat
beberapa detail yang dijelaskan pada buku pertama, Anda pasti tak kesusahan
untuk menebak kelanjutan cerita. Seperti bagaimana keadaan dan kondisi terkini orang
tua Will Traynor. Atau hiruk-pikuk keluarga Clark yang sama sekali bukan hal
baru.
Ditilik dari
alur, novel ini juga bukanlah hal baru, bahkan jika dibandingkan dengan novel
pendahulunya. Bahkan setelah berpindah pekerjaan, Lou harus berurusan dengan
kehidupan lamanya. Hari-hari bersama keluarga Traynor. Meski sudah berusaha
untuk membuka lembaran baru, ia masih tak bisa melepaskan cerita lamanya.
Dan demikianlah
inti cerita di buku ini. Bagaimana caranya menikmati hidup di masa kini,
memikirkan masa depan, serta juga tetap menggenggam yang sudah berlalu.
Pertemuan Lou dengan tokoh-tokoh baru dan lama pada akhirnya mengantarkannya kembali
pada pesan dari Will. Untuk hidup dan menikmatinya, menggunakannya dengan
sebaik-baiknya serta tidak takut terhadap apapun yang ada di depan mata.
Setiap potongan
cerita digambarkan dengan detil di buku ini, meski terkadang perlu melewati
satu-dua paragraf yang terlalu cerewet. Saya bahkan melewati sebagian isi dari salah
satu bab yang terkesan “biar panjang”, khas sinetron lokal.
Mood yang coba disajikan dalam novel
ini, seperti halnya tokoh dan alur, cenderung sama. Bagi yang suka Me Before You, Anda akan cenderung
menyukai sekuelnya juga. Bagi yang tak suka, membaca After You mungkin bukanlah ide yang bagus.
Meski tak
terlalu suka dengan konflik yang mewarnai cerita ini, saya suka dengan gaya
Jojo Moyes menyusun dialog antartokoh sehingga emosi yang diharapkan pun tepat
sasaran. Kalimat-kalimatnya tidak bertele-tela atau sok dramatis. Saya
benar-benar dibuai déjà vu mengingat
kemiripannya dengan novel sebelumnya yang sangat saya sukai. Dan, sebagaimana
saya jatuh hati pada Me Before You, novel
penerusnya masuk daftar romance favorit
saya.
Dan toh, kenyataannya
After You bukanlah rencana awal yang
dimiliki penulis saat menggarap Me Before
You. Maka seperti halnya sinetron yang dibuat hingga sekian sekuel karena
rating yang bagus, maka Me Before You yang
laris manis di pasaran buku dan bioskop layak dibuatkan sekuel. Demi
memanfaatkan momentum dan hari baik.
Tema dan Konflik
Utama +2
Pesan Moral +4
Tokoh dan
penokohan +3
Gaya penceritaan
+3
Recommended YES
Tidak ada komentar:
Posting Komentar