Senin, 18 Maret 2013

AKU DAN NIKE ARDILLA


19 Maret adalah hari yang selalu kunantikan. Hari dimana matahari bersinar begitu cerah, langit begitu terang, burung-burung pun seakan berkicau merdu untukku. Tak jarang memang, kulalui hari itu dengan tanpa hadiah satu pun. Namun, bukan itu yang kumau. Kerena bagiku, bahagia bukan berarti penuh dengan kado, ucapan, dan surprise dari orang-orang terdekat. Bukan, bukan itu…..

Meskipun begitu setiap tahun aku selalu menemui sesuatu hal yang pasti ada di hari itu.  Bukan, sekali lagi bukan karena ucapan atau kado ulang tahun, tetapi karena Nike Ardilla. Ya, karena dia.....


Mungkin anda bingung ada apakah antara aku dan Nike Ardilla. Akan tetapi ada satu hal yang menyatukan kami, 19 Maret 1995.

Buatku, 19 Maret 1995 adalah hari paling bersejarah, dimana aku pertama kali menemui dunia ini, dengan tangisan bayi yang baru lahir dari rahim ibunya, dengan disambut sukacita dan bahagia dari orang-orang di sekitarku. Semuanya bahagia, semuanya bersyukur atas kelahiranku.

Tapi kebahagiaan itu tak terjadi di tempat yang lain. Di hari itu juga, semua orang di seantero negeri ini berduka, sebab telah kehilangan seseorang yang amat dicintai, disayangi, dan dielu-elukan. Orang yang pergi itu tak hanya parasnya saja yang cantik, melainkan juga tutur katanya, suaranya, bicaranya, penampilannya, hatinya, pribadinya, serta auranya—semuanya cantik. Kita akan merasa bahagia hanya karena melihat senyuman dari bibirnya yang menawan. Dan matanya itu, dua permata yang penuh pesona, sorotnya meneduhkan kita yang melihatnya; sungguh pantas kita menyebutnya cantik, bahkan nyaris sempurna. Namun sayang, di hari itu, malaikat menjemputnya pulang kembali ke Tuhan Yang Maha Esa. Di hari itu, semua air mata tumpah, mengenang diva yang cantik itu. Dan tetesan air mata itu jatuh ke daun-daun bunga yang layu, yang semerbak wanginya, yang memenuhi nisannya yang tak terlupakan—bahkan sampai belasan tahun kepergiannya.

 http://nikeardilla.blogdetik.com/files/2008/07/19901435563733l.jpg

Ya, dialah Nike Ardilla. Diva yang cantik, penuh talenta, dan profesional. Wanita yang baik hati, murah senyum, dan dermawan. Kini, meski telah tujuh belas tahun ia pergi, namanya tetap harum, seharum bunga-bunga yang tersebar di nisannya. Dan orang-orang tetap setia mengingatnya, mendatangi tempat peristirahatannya, serta mendoakannya.

Doa kami setia untukmu. Tenanglah di alam sana, semoga engkau bahagia dalam kedamaian.

Pemalang, 2012-03-19

2 komentar: