Senin, 15 April 2013

"Ibu Kangen...."


“Kadang, ibu kangen kumpul-kumpul lagi kayak dulu...”
Hatiku berdesir mendengar kata-kata itu tertulis layar monitor laptopku. Pesan dari seorang wanita, seorang ibu, salah satu wanita yang paling kusayangi setelah ibuku. Sama sepertinya, aku juga rindu. Rindu masa-masa indah itu, rindu dengan bahagia itu, dan rindu pada kasih sayang itu.
Pisah, kata itulah yang menjadi alasan terhadap rindu ini. Pisah, kata yang menciptakan jarak diantara dua keluarga, yang sebetulnya masih sama-sama mendamba untuk kembali menyatu. Pisah, membentangkan samudera rindu tanpa pantai.
Aku benci dengan kata itu, sungguh. Benci sekali. Kalau bukan karena pisah, pasti semua ini takkan terjadi. Kalau tak ada pisah, maka takkan pernah ada rindu ini, takkan pernah ada perasaan ini.
Coba lihat apa yang terjadi dulu. Bersama, bersatu, saling mencintai, saling menjaga, dan saling memiliki. Kebahagiaan selalu ada di hadapan kita. Sekarang?
Ah, entahlah. Kini aku menanyai sendiri, kenapa pisah?
Cuma mereka dan Tuhan yang tahu. Selebihnya, hanya kata-kata “katanya” yang memenuhi otak kita, meracuninya dengan segala prasangka.
Cuma satu yang aku tahu, aku sangat mencintai wanita itu. Sangat mencintai.
Now Playing: Broken Vow
(titip rindu buat cinta, kenapa kamu pergi?)